CILEGON

Program Pos Gizi, Intervensi PT Chandra Asri Group Tingkatkan Status Gizi Bayi dan Balita di Wilayah Cilegon

Direksi PT CAP Bersama Petugas Dinas Kesehatan Kota Cilegon Memberkan Asupan Pos Gizi, (Foto. Ist)

Lintasinfo.id – PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Cilegon, dengan resmi menutup Program Pos Gizi Balita periode 2024/2025.

Program ini secara aktif melakukan intervensi untuk mendukung tumbuh kembang balita di wilayah operasional Chandra Asri Group yang mencakup Kecamatan Ciwandan dan Citangkil. Kegiatan yang dijalankan meliputi pemeriksaan kesehatan dasar, pemeriksaan dokter spesialis dan psikolog, pemantauan status gizi, pemenuhan gizi balita melalui pemberian makanan tambahan (PMT), dan peningkatan pengetahuan orangtua melalui parenting class.

Pada acara penutupan Program Pos Gizi di wilayah Ciwandan dan Citangkil periode 2024/2025, yang turut melibatkan PKK Kota Cilegon, dilaporkan adanya peningkatan status gizi balita. Tercatat adanya peningkatan signifikan pada status gizi balita peserta program. Sebanyak 166 balita dari wilayah Kecamatan Ciwandan dan Kecamatan Citangkil yang sebelumnya terindikasi stunting dan gizi buruk berhasil mengalami perbaikan status gizi berkat intervensi berkelanjutan yang dilakukan selama program berlangsung periode 2019 – 2024. Capaian tersebut tidak terlepas dari keterlibatan multi-pihak seperti PKK Kota Cilegon, Dinas Kesehatan Kota Cilegon, serta UPTD Puskesmas Ciwandan dan UPTD Puskesmas Citangkil.

Pelaksanaan Program Pos Gizi juga menjangkau wilayah Kecamatan Anyer dan Pulo Ampel. Di wilayah ini, program tidak hanya terbatas pada intervensi balita dengan gizi buruk/kurang, tetapi juga mencakup intervensi gizi bagi ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronik (KEK), sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini.

Corporate Shared Value Department Manager Chandra Asri Group, Wawan Mulyana menyampaikan, Chandra Asri Group berkomitmen dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui berbagai inisiatif yang termasuk dalam pilar CSR Kesehatan.

“Program Pos Gizi dirancang sebagai bentuk respons Perusahaan terhadap tingginya angka malnutrisi di area operasional. Sejak diluncurkan pada tahun 2018, sebagian besar posyandu binaan telah berkembang menjadi posyandu mandiri yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi layanan kesehatan komunitas lainnya,” ujar Wawan.

Program Pos Gizi tidak hanya berfokus pada pemberian makanan bergizi bagi balita, tetapi juga berkontribusi dalam penguatan layanan kesehatan dasar, termasuk mendukung optimalisasi pelayanan kesehatan di puskemas wilayah intervensi.

“Melalui kolaborasi ini, Program Pos Gizi memberikan nilai tambah dalam pemenuhan indikator pelayanan gizi dan keterlibatan masyarakat, yang menjadi salah satu komponen penilaian kinerja fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama,” tambahnya.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Cilegon, Alfi Rizki Aghnia Robinsar menyampaikan mengapresiasi kehadiran Chandra Asri Group sebagai pelaku industri yang turut menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

“Melalui pelaksanaan Program Pos Gizi di wilayah Cilegon dan Serang khususnya di area Ciwandan dan Citangkil, kami berharap inisiatif ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk ikut berperan aktif dalam membangun masa depan generasi yang lebih sehat dengan kualitas gizi yang lebih baik,” katanya.

Selain fokus pada peningkatan status gizi, pelaksanaan Program Pos Gizi juga memberikan dampak tambahan dalam aspek deteksi dini gangguan kesehatan lainnya. Salah satu temuan penting adalah adanya kasus Tuberkolosis (TBC) pada balita yang teridentifikasi selama proses skrining kesehatan.

Sub Koordinator Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon, dr. Kentjana W., menyampaikan bahwa melalui pelaksanaan Pos Gizi, pihaknya juga menemukan kasus gangguan kesehatan lain seperti Tuberkolosis (TBC) pada balita yang dapat mempengaruhi optimalisasi tumbuh kembangnya.

“Dengan bantuan Chandra Asri, kami dapat mengidentifikasi balita peserta Pos Gizi yang terindikasi positif TBC berdasarkan hasil skrining dan memberikan pendampingan intensif langsung oleh pihak puskesmas. Kebanyakan kasus TBC pada balita berasal dari kontak erat dengan anggota keluarga yang belum menyadari gejala. Program ini tidak hanya meningkatkan gizi anak, tetapi juga membuka akses skrining penyakit menular sejak dini,” pungkasnya. (Am/Red)